NETWORK
Terkini.id, Indramayu – Makrum Kholil guru besar UIN mendapat undangan dan kehormatan menjadi pembicara di podium Masjid Rahmatan Lil Alamin Al Zaytun perhelatan acara 1 Suro 1445, Rabu, 19 Juli 2023.
Tahun ini, perhelatan 1 Suro 1445 Hijriyah di Al Zaytun bertema “Toleransi dan Perdamaian untuk Persatuan, Menuju Kebangkitan Kembali Indonesia Raya”.
Sebagai pembicara ke 4 langsung memberikan statment kelayakan pimpinan pondok pesantren Al Zaytun sebagai Presiden atau minimal Menteri Pertanian.
Bukan sekedar gurauan semata. Ungkapan yang pantas ditujukan kepada pimpinan Pondok pesantren Al Zaytun tersebut.
Dengan mengutip beberapa ayat dan hadits yang memang sesuai dengan kata Islam yang berarti selamat dan muslim itu adalah orang yang membawa keselamatan.
Dengan paduan ayat yang lain bahwa jangan sampai bercerai berai.
Jalan yang terbaik adalah jalan yang memang jalan yang lurus (persatuan).
“Muslim itu adalah yang selamat dari lisan dan tanganya”
Beberapa poin tentang kesesatan dijabarkan oleh beliau.
1. Siapa yang menyekutukan Allah.. maka dia yg sesat.
2. Siapa yang ingkar kepada Allah, malaikatNya, RasulNya, kitabNya dan hari akhir maka sesungguhnya ia sesat dengan kesesatan yang jauh.
3. Siapa yang durhaka kepada Allah dan RasulNya, maka sesatlah dengan kesesatan yang nyata.
4. Siapa yang mengganti keimanan dengan kekufuran maka sungguh dialah yang sesat dari jalan yang lurus.
5. Siapa yang yg lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhir, maka dia sesat.
6. Allah tidak akan membiarkan org sesat kecuali di fasik.
6 poin ayat Al Qur’an yg dikutip oleh sang Guru Besar tentang kesesatan yang nyata.
“Jadi, tuduhan sesat yang dilontarkan oleh pikiran manusia adalah tuduhan yang tidak berdasar, ” ujarnya.
Sama saja dengan orang orang terdahulu.
Nabi-Nabi terdahulu pernah disebut sesat, bahkan Rasulullah saja yang dijamin oleh Allah dan dipercayai sebagai Al Amin saja pernah disebut orang gila.
Dituduh sesat, pembuat syair dan lain lain.
Maka kita tidak perlu khawatir hanya karena dituduh sesat oleh manusia.
“Maka Islam (muslim) yang baik yaitu yang mampu menyelamatkan, bukan menyesatkan,” tutupnya.