Terkini.id, Jakarta – Gempa skala magnitude (M) 5 yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa 10 Maret 2020 terasa hingga Jakarta, Bogor bahkan Lampung. Laporan jumlah kerusakan masih didata sejak gempa terjadi pukul 17.18 WIB ini. (10/3)
BMKG mengetwit jika gempa 5,0 magnitude berlokasi 13 km timur laut Kabupaten Sukabumi.
Gempa yang berpusat di Sukabumi ini juga menguncang sebagian Bogor salah satunya di Kecamatan Pamijahan.

Yang pasti ada ratusan bangunan yang rusak dan roboh terutama di daerah Kecamatan Kalapanunggal dan Cidahu.
Terkait gempa tersebut, usai kejadian ini biasanya orang mengeluh mual dan pusing. Ilmuwan menyebutnya sebagai phantom earthquakes atau jishin-yoi dalam bahasa Jepang.
Ada beberapa teori yang menjelaskan situasi ini. Pertama, mual dan pusing pasca gempa terjadi dengan mekanisme sama dengan mabuk perjalanan atau motion sickness.
Saat guncangan datang, gerakan yang dialami oleh tubuh dan yang teramati secara visual tidak sinkron sehingga muncul bermacam keluhan yang tidak nyaman.
Teori lain juga menjelaskan, fenomena ini merupakan fobia terhadap gempa susulan yang akan terjadi. Bahkan saat gempa susulan tidak benar terjadi, tubuh mengantisipasinya dengan panik.
Fenomena pusing dan mual setelah gempa antara lain ketika gempa 6,4 skala Richter mengguncang Kunamoto, Jepang, April 2016 lalu.
Hingga beberapa bulan setelah kejadian, sebanyak 200 orang masih melaporkan terasa mual dan gangguan keseimbangan, yang disebut para ahli sebagai ‘post-earthquake dizziness syndrome’ (PEDS).